BERITA

[WEBTORIAL] Gita Wirjawan: Terlena dengan Modernisasi, Indonesia Kehilangan Kejayaan Perta

AUTHOR / Evilin Falanta

[WEBTORIAL] Gita Wirjawan: Terlena dengan Modernisasi, Indonesia Kehilangan Kejayaan Perta
Gita Wirjawan, Konvensi, pertanian, demokrat

Modernisasi dan industrialisasi menjadi faktor tumbangnya  pertanian di Indonesia. Itulah yang calon Presiden Konvensi Partai Demokrat Gita Wirjawan.  Seiring dengan kemajuan pembangunan Indonesia, ternyata belum memberikan hasil yang sejahtera bagi petani. Padahal sebagai negara agraris,  kata dia sektor pertanian penting untuk menopang pembangunan nasional. Sayangnya, sektor pertanian justru perlahan makin terkikis seiring kemajuan pembangunan itu sendiri.

“Kita terlalu terlena dengan kemajuan zaman ini, sampai-sampai lahan pertanian terus dialih fungsikan dengan pembangunan gedung bertingkat, perumahan. Padahal petani adalah ujung tombak pembangunan,” ujar Gita.

Menurut mantan Menteri Perdagangan itu, seluruh kegiatan pertanian bisa menunjang Indonesia yang lebih maju, melalui swasembada pangan dan agro industri. Tapi faktanya, harapan itu maish jauh,  bahkan Indonesia belum mampu menjaga ketahanan pangannya. Tak heran Indonesia diserbu kiriman impor berbagai produk pertanian mulai dari beras, cabai, bawang dan beragam buah.

Kata Gita Wirjawan, untuk menuju kedaulatan pangan maka hal utama adalah memperhatikan kehidupan para petani. Melalui kemajuan teknologi seharusnya kesejahteraan petani bisa lebih terjamin.  Indonesia bisa belajar dari Filipina, Vietnam, dan Thailand yang kini memiliki sistem ketahanan pangan yang lebih baik. Padahal negara-negara tersebut, dahulu justru  berguru dari petani Indonesia. Kini Indonesia jauh tertinggal dari negara tetangga tersebut. Gita khawatir, Indonesia bisa mengalami krisis pangan jika sektor pertanian tidak diperbaiki seperti semula.

Data Badan Pusat Statistik Juli 2012 menyebut, produksi komoditi padi mengalami penurunan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai  65,76 juta ton atau lebih lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Sedangkan, hasil pertanian lain seperti  Jagung sekitar 17,64 juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau 4,08 persen lebih rendah dibandingkan 2010. Penurunan hasil produksi tak sebanding dengan meningkatnya kebutuhan pangan seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia.

“Jumlah penduduk kita terus bertambah, sedangkan banyak lahan pertanian dijadikan sebagai perumahan. Ini jelas tidak seimbang,” ujarnya.

Oleh karena itu, menyikapi masalah pertanian di Indonesia, maka pemerintah perlu memberikan perhatiannya terhadap sektor pertanian. Hal ini menjadi penting karena petani yang mampu menjaga ketahanan pangan suatu bangsa. Dalam pembangunan pertanian dibutuhkan dukungan untuk meningkatkan produktivitas petani itu sendiri.

“Saya temukan di sejumlah daerah, banyak petani malas menanam karena hasil panen mereka dihargai sangat rendah. Padahal peran pertanian sangat besar untuk kedaulatan pangan kedepannya,” terang Gita.

Persoalan pembangunan pertanian juga tak terlepas dari masalah yang dihadapi para petani. Saat menjumpai para petani di sejumlah daerah,  Gita menemukan sebagian besar  dari mereka miskin. Para petani ini hidup  tanpa jaminan kesejahteraan dari hasil tanamnya. Petani juga mengeluhkan selama ini kesulitan mendapatkan akses pupuk dan akses menjual ke pasar.

Gita yang juga pernah menjabat sebagai Kepala BKPM ini mengatakan pemerintah harus dapat memberikan keyakinan kepada petani dalam menentukan harga pokok penjualan (HPP).

“Petani kita tidak minta produksinya dipasang harga tinggi, mereka hanya ingin ada kepastian hpp dan harga bisa tetap stabil. Penentuan HPP ini yang harus diperhatikan pemerintah dan ditunjang sama kelancaran distribusi biar sampai ke pasar,” ungkap pria yang gemar bermusik ini.

Terlepas dari berbagai persoalan di sektor pertanian, Gita menggarisbawahi soal kesejahteraan petani menjadi kunci utama untuk mendorong produktivitas petani.

Gita Wirjawan optimistis, kebijakan pemerintah bisa memberikan kesejahteraan bagi petani dengan membakukan lahan pertanian sebagai milik petani dan bukan dialihfungsikan kegunaannya. “Kalau semua itu dijalankan, Indonesia kita bisa mencapai kedaulatan pangan,” kata Gita dengan penuh keyakinan.


Editor : Arin Swandari


Perbincangan ini kerjasama KBR68H dengan Tim Sukses Calon Presiden Konvensi Partai  Demokrat Gita Wirjawan



Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!